Senin, 24 Maret 2014

KANKER SERVIKS/ KANKER RAHIM


Kanker serviks adalah kanker yang terjadi dari sel-sel abnormal pada serviks yang berkembang dengan tidak terkendali. Walaupun begitu kanker serviks sering berhasil diobati, jika ditemukan sejak awal terjadinya. Hal ini biasanya ditemukan pada tahap yang sangat dini melalui tes Pap Smear (mendeteksi perubahan sel di mulit rahim).


Kanker serviks mempengaruhi leher rahim, yang merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Oleh sebab itu kanker serviks dikenal juga secara awam sebagai kanker leher rahim. Leher rahim adalah bagian terendah dari rahim wanita (uterus) dan terletak di bagian atas vagina. Leher rahim terdiri dari sel-sel yang dapat berubah dari sehat dan menjadi abnormal.

Faktor Resiko dan Gejala-Gejala Kanker Rahim
Seperti jenis kanker yang lain, penyebab kanker rahim belum dapat diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor resiko yang memungkinkan seorang wanita terserang penyakit ini, antara lain:
  • Wanita di atas usia 50 tahun.
  • Melakukan hubungan seks di bawah usia 20 tahun.
  • Penderita Endometrial hyperplasia. Endometrial hyperplasia merupakan suatu peningkatan dalam jumlah sel-sel lapisan rahim/uterus. Itu bukan kanker. Namun, terkadang itu dapat berkembang menjadi kanker. Periode-periode menstruasi yang berat, perdarahan diantara periode-periode dan setelah menopause adalah gejala-gejala umum dari hyperplasia.
  • Terapi sulih hormon/HRT (Hormone replacement therapy). Terapi ini, digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis/ pengeroposan tulang, dan mencegah resiko penyakit jantung dan stroke. Wanita  yang menggunakan hormon estrogen tanpa progesteron mempunyai suatu peningkatan resiko kanker kandungan, terutama bagi yang menggunakannya dengan dosis tinggi dalam jangka panjang.
  • Kelebihan berat badan. Sebagian estrogen dalam tubuh dibuat di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obesitas.
  • Pemakaian tamoksifen.Tamoksifen biasanya digunakan untuk mencegah atau mengatasi kanker payudara. Wanita yang menggunakan obat ini, mempunyai resiko yang lebih besar untuk terserang kanker rahim. Tamoksifen memiliki efek antiestrogen pada sel kanker payudara tetapi berefek estrogenik pada rahim sehingga penggunaan obat ini, menjadi salah satu faktor resiko bagi seorang wanita terserang kanker rahim.
  
Kanker rahim lebih sering ditemukan pada:
  •  Wanita berkulit putih.
  •  Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun.
  •  Menopause setelah usia 50 tahun.
  •  Tidak memiliki anak atau tidak bisa hamil (mandul).
  •  Adanya polip pada endometrium.
Sedangkan gejala-gejala kanker rahim yang sering ditemui sebelum terserang adalah perdarahan di luar masa haid yang berlebihan, siklus menstruasi yang abnormal, nyeri perut bagian bawah atau kram panggul, keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause), nyeri atau kesulitan saat berkemih, juga timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

Penyebab kanker serviks

Penyebab yang sering terjadi disebabkan oleh virus yang disebabkan oleh virus disebut human papillomavirus, atau HIV.
  1. Aktivitas seksual, menjadi aktif secara seksual pada usia dini (sebelum 18 tahun) dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena kanker serviks.
  2. Merokok. Orang yang merokok beresiko lebih tinggi terkena kanker serviks, serta kanker lainnya. Merokok tembakau dan paparan asap rokok telah dikaitkan dengan perkembangan kanker serviks. Bahkan resiko meningkat dengan lamanya waktu seorang wanita merokok dan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari.
  3. Kelemahan sistem kekebalan tubuh.
  4. Dietilstibestrol (DES), DES adalah suatu bentuk estrogen yang digunakan selama kehamilan antara tahun 1940 dan 1971. Beberapa studi telah menyarankan bahwa DES mungkin pada peningkatan risiko mengembangkan kanker serviks prakanker dan karsinoma sel skuamosa serviks.
  5. Umur, sebagian besar kasus kanker serviks cenderung terjadi pada wanita yang lebih muda dari 50 tahun.
  6. Faktor resiko lain, faktor lain yang mungkin telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Namun, saat ini tidak cukuo bukti untuk menganggap mereka sebagai faktor risiko utama. Faktor-faktor ini termasuk digunakannya kontrasepsi oral (lebih dari 10 tahun), riwayat keluarga kanker serviks, dan riwayat infeksi seksual menular.

Pencegahan Kanker Rahim
Langkah terbaik yang bisa dilakukan agar tidak terserang kanker rahim adalah dengan melakukan langkah-langkah pencegahan berikut ini:
  • Lakukan vaksinasi.
  • Jangan terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik.
  • Jangan menaburkan bedak pada vagina.
  • Jauhi rokok dan orang yang merokok.
  • Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak secara berlebihan.
  • Menghindari makanan yang mengandung karsinogen (zat pemicu kanker) seperti yang banyak mengandung pengawet.
  • Konsumsi makanan/minuman/buah yang mengandung betakaroten dan antioksidan.
  • Tidak melakukan hubungan seks di bawah usia 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan ketika sel-sel mukosa sudah matang. Pada usia muda, sel"“sel mukosa umumnya belum matang sehingga rentan terhadap rangsangan dari luar, termasuk zat-zat kimia yang di bawa oleh sperma. Akibatnya, sel mukosa dapat berubah sifat menjadi kanker.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Memeriksakan diri ke dokter secara teratur.
Jika langkah-langkah pencegahan di atas sudah dilakukan, kemungkinan besar hal-hal yang dapat menjadi pemicu dapat dihindari dan tubuh akan mampu mencegah munculnya radikal bebas dalam tubuh.

Produk-produk HD yang membantu mencegah serta membantu proses pemulihan adalah sebagai berikut:
SEHAT itu MURAH, MUDAH dan MEMBAHAGIAKAN.
GO BREAKTHROUGH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar